Jumat, 13 Juli 2012



( Mazmur 37 : 23 – 24 )

23. The steps of a man are ordered from Jehovah and He will delight in his way. : Tuhan membimbing orang di jalan yang harus ditempuhnya. Ia meneguhkan orang yang hidupnya berkenan kepadaNya.

24. Though he falls, he is not cast down for Jehovah upholds his hands. : Bila jatuh, ia tak akan luka parah, sebab TUHAN memegang tangannya.

PENDAHULUAN :

Alkitab mengatakan bahwa hidup manusia diumpamakan sebagai suatu perjalanan yang harus ditempuh atau dijalani. Siapapun – mau atau tidak mau – harus masuk ke dalam  perjalanan kehidupan atau melangkah dalam perjalanan hidupnya atau lebih jelas lagi menjalani kehidupannya. Itu berarti hidup harus dijalani (melangkah) dan menuju suatu tempat tujuan yang pasti.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun kaki kita terus melangkah. Tidak ada hidup tanpa melangkah, kecuali yang yang tidak mempunyai kaki karena cacat. Kini, kita sudah  melangkahkan kaki kita  di tahun 2012, tahun di mana diisukan akan terjadi bencana alam yang akbar. Seseram apapun bencana yang diramalkan  akan terjadi, kaki kita terus melangkah. Hidup terus harus kita jalani. Yang jadi pertanyaan adalah ke mana kaki kita melangkah ? Tentunya setiap orang melangkahkan kakinya untuk pergi ke tempat yang akan dituju. Apa yang menjadi tujuan kita menjalani hidup ini ? Tentunya untuk mencapai tujuan hidup kita, bukan? Nah, pemahaman atau makna tujuan hidup inilah yang mungkin ada perbedaan di antara kita satu sama lain. Kembali muncul pertanyaan, “Bagaimana sikap kita dalam  melangkah menyusuri kehidupan ini untuk sampai ke tujuan ?”  Bersemangat, biasa-biasa saja, santai saja atau lesuh ? Tentunya jawaban yang benar adalah “bersemangat”,  sebab untuk mencapai tujuan harus disertai dengan semangat. Pertanyaan yang terakhir, “Bagaimanakah hasil perjalanan hidup kita ? Apakah kita dapat terus melangkah di tahun 2012 ini, sehingga sampai ketujuan ? Atau  bakal tersandung dan jatuh  sehingga tidak sampai berhasil di th 2012 ini ? Semuanya masih misteri , seorangpun tidak ada yang tahu. Tapi yang pasti seperti yang dikatakan Alkitab : Tuhan menetapkan/mengatur langkah-langkah orang, kalau jatuh tidak sampai tergeletak karena tangan Tuhan yang memegangnya. Marilah kita sama-sama merenungkan Firman Tuhan ini lebih jauh.

POKOK RENUNGAN :

I.    TUHAN YANG MENGATUR JALAN KEHIDUPAN KITA UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA.

Tuhan menetapkan langkah-langkah orang.
The steps of a man are ordered from (by) Jehovah.

Siapa yang biasa mengatur langkah ? Komandan barisan. Mengatur dengan memberikan aba-aba seruan. Pasukan akan jalan berbaris dengan teratur atas komando/perintah dari komandan. Komandan yang menentukan berhenti, beristirahat, belok kiri-kanan, maju depan dan sebagainya. Juga yang menentukan kemana tujuan yang akan ditempuh. Komandan yang memerintahkan, tapi yang melangkah, menggerakkan kaki, melakukan gerakkan kaki,  adalah para prajurit sendiri. Gambaran tadi untuk menunjukkan bahwa Tuhanlah yang memerintahkan kita bagaimana kita harus menjalani kehidupan kita. Jadi perintah Tuhan, pengaturan Tuhan dalam hidup kita sangat penting. Bagaimana cara Tuhan memberi aba-aba pada umatNya ? Melalui FirmanNya. Firman Tuhan yang mengatur langkah kehidupan kita, yang menetapkan, mengarahkan langkah kita  menuju tujuan yang Tuhan kehendaki.  Apa jadinya apabila pasukan tidak mau mendengar aba-aba dari komandan ? Apa jadinya apabila masing-masing prajurit    merasa dirinya pintar, lalu mengatur gerakannya sendiri-sendiri ? Apa jadinya apabila para prajurit memprotes aba-aba yang diberikan oleh komandannya ? Kekacauan yang akan terjadi dan para prajurit tidak akan sampai ke tempat tujuan yang sudah ditetapkan sang komandan.  Begitulah apa yang akan terjadi terhadap anak-anak Tuhan jika dalam hidupnya ia tidak mau mendengar dan membaca Firman Tuhan dan mematuhinya, merasa diri pintar lalu mengkritik firman Tuhan ?  Hidup dijalani dengan caranya sendiri, tanpa melihat norma-norma agama, etika dan budaya yang ada di tengah-tengah kehidupannya ? Pasti, hanya kekacauan hidup yang dialami bukan keberhasilan atau kesuksesan hidup. Daud berkata : Aku mau mendengarkan apa yang akan difirmankan Tuhan. Bukankah Tuhan hendak berbicara tentang damai kepada umatNya dan  pada orang-orang yang dikasihiNya supaya mereka tidak kembali kepada kebodohan ? (Maz. 85:9)

Firman Tuhan: Lihatlah aku memerhadapkan kepadamu hari ini berkat dan kutuk. Berkat apabila kamu mendengarkan perintah Tuhan. Dan kutuk jika kamu tdk mendengarkan Firman Tuhan. (Ul. 11 : 26 – 27) Ingat apa yang difirmankan Tuhan ini. Kekacauan hidup atau kebahagiaan hidup kita sebagai orang beriman, ada hubungannya dengan sikap kita terhadap Firman Tuhan.

Tuhan yang menetapkan langkah, tapi ingat kita yang menggerakkan langkah. Tuhan yang menetapkan jalan kehidupan kita tapi kemauan dan usaha dan tindakan harus kita miliki. Tidak bisa kita Cuma berkata,”Saya belum bisa, saya belum memahami, saya belum mampu, saya belum digerakkan Tuhan, dan sebagainya. Atau berkata, “Saya masih banyak kelemahan, masih banyak masalah, masih banyak hutang dan sebagainya.” Sampai kapan……? Sampai meninggal….. ? Jangan sampai kita kehilangan kesempatan untuk berani melangkah, tetap melangkah dan tabah melangkah untuk mengarah ketempat tujuan yang telah disiapkan Tuhan.

II.    TUHAN YANG AKAN MEMBUAT PERJALANAN  HIDUP KITA MENYENANGKAN.

Alkitab Bahasa Indonesia ayat 23 b berbunyi, “Yang hidupnya berkenan padaNya. “ Kalimat ini tidak tepat dengan kalimat aslinya. Dalam Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari, bagian b ini berbunyi ,”Ia meneguhkan orang yang hidupnya  berkenan padaNya. Alkitab berbahasa Inggris hasil terjemahan bahasa aslinya, Ibrani, berbunyai,” He (Jehovah) will delight in his way.” Artinya : Dia (Tuhan ) akan menyenangkan hatinya dalam perjalannannya.

Kita pernah berpergian. Baik ke tempat yang dekat maupun yang jauh. Semua orang ingin suasana perjalanannya menyenangkan. Perjalanan akan terasa lama dan tersiksa apabila suasana perjalanan tidak menyenangkan. Sebaliknya kalau suasana menyenangkan perjalan yang jauh terasa dekat, yang begitu lama terasa sebentar. Contohnya : Apabila Sdr…X….berpergian dengan mengendarai kereta api. Lalu ia dapat tempat duduk berdampingan dengan seorang gadis cantik. Perjalanan yang jauh terasa dekat, yang lama terasa singkat. Karena Suasana menyenangkan. Tapi apabila dia dapat tempat duduk berdampingan dengan nenek-nenek tua yang bawel tapi tuli, maka perjalanan yang dekat terasa jauh, dan yang cepat terasa lama. Suasana menyebalkan. Inilah sebagai contoh dalam perjalanan hidup manusia. Hidup itu menjadi indah, tidak membosankan, tidak menjemuhkan apabila perjalanan hidup kita menyenangkan.

Berapa lama kita hidup di dunia ini ? Kita tidak tahu. Tapi menurut Alkitab, diatas 70 tahun. Mudah-mudahan Ilmu Pengetahuan maju pesat sehingga usia manusia bisa lebih panjang lagi. Tap apa gunanya umur panjang, kalau menderita, susah, membosankan, menjengkelkan, menyedihkan  seumur hidup. Semua orang ingin perjalanan hidupnya menyenangkan, bukan ? Nah Alkitab mengatakan,” Tuhan akan menyenangkan hati umatnya  dalam perjalanan hidupnya.” “Johovah will delight in his way”. Rasul menulis surat kepada Jemaat Filipi, Filipi 4 : 4 = “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan bersukacitalah” Kitab Filipi adalah kitab yang banyak terdapat kata, “sukacita”. Ada 9 kali rasul paulus mengatakan sukacita kepada Jemaat Filipi.  Sedangkan Rasul paulus ketika menulis surat ini berada di Penjara kota Filipi. Hidup yang membuat rasul Paulus, menyenangkan, membahagiakan, membuatnya bersukacita, bukan tempat di mana dia berada, tetapi siapa yang menyertainya. Dia mengimani Tuhan menyertai dia. “Aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang Dia percayakan kepadaku sampai pada hari Tuhan.” ( II Tim 1 : 12 b ) Perjalanan hidup akan menyenangkan kalau kita sungguh-sungguh tahu dan mengimani kepada siapa kita percayakan hidup kita. Jika sungguh mengimani Yesus Tuhan yang menyertai kita maka hidup terasa menyenangkan. Karena itulah kitab Injil Matius ditutup dengan perkataan Tuhan Yesus,” Ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir zaman. (Mat. 28 : 20)

Kita melangkah sendirian kesepian, kita berjalan berdampingan dengan orang lain sering salah paham, berselisih dan menjengkelkan, jalan beramai-ramai, malah jadi ribet, tapi mengimani berjalan bersama Tuhan Yesus sangat menyenangkan. Karena Yesus sangat sempurna, kasihNya kudus, Dia  mamaklumi keberadaan kita, Dia lebih banyak mendengarkan kita dari pada berbicara pada kita.

III. TUHAN YANG AKAN MENEGAKKAN KITA KEMBALI


Alkitab Bahasa Indonesia tertulis, “Apabia ia jatuh tidak sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.”
Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari tertulis, “Bila jatuh ia tidak akan luka parah, sebab Tuhan memegang tangannya.”
Alkitab Bahasa Inggris tertulis, “Though he falls, he is not cast down for Jehovah upholds his hands.”

Tertulis, “Kalau jatuh”, bukan “Kalau menjatuhkan diri”. Kalimat, “kalau jatuh”, menunjukkan ketidaksengajaan. Hal ini bisa saja terjadi pada setiap orang . Tapi kalau menjatuhkan diri ini menunjukkan kesengajaan. Berarti orang itu  MPO atau ORGIL. Dalam perjalanan  hidup  kita, bisa saja kita jatuh karena kelemahan kita, tapi kita bersyukur, bersyukur bukan karena bisa jatuh, tapi alkitab mengatakan bahwa Tuhan akan menegakkan kita kembali. Tidak sampai tergeletak, terpelanting,  luka parah dan binasa. Kalau Alkitab memperlihatkan adanya kemungkinan kita bisa jatuh, itu berarti kita harus berhati-hati dalam menempuh perjalanan hidup kita. Kalau dikatakan Tuhan akan memegang, menopang itu berarti kita harus mau ditobang dan dipegang, terlebih lagi mau ditegakkan kembali.

Kemauan adalah hal yang penting dalam menjalani kehidupan ini. “Where there is a will, where there is a way.” Kalau sudah tidak ada kemauan, maka hancurlah kehidupan ini. Saya mau dong…….saya mau dong……… Ini yang sering kita dengar sehari-hari. Mau apa ? Mau hadiah, mau potongan harga, mau yang gratisan. Sebatas inilah yang dikehendaki atau dimaui oleh banyak orang. Seharusnya, kita mau …..mencapai tujuan hidup kita sebagai umat Tuhan, dengan berani melangkah, tabah melangkah dan tekun melangkah. Melangkah dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan tidak membiarkan kita jatuh tergeletak atau gagal ditengah jalan.

PENUTUP :

Firman Tuhan  berpesan pada kita :
Agar perjalanan hidup mencapai sasaran, kita harus mengimani :

1.Tuhan yang mengatur jalan kehidupan kita melalui kebenaran FirmanNya. Marilah kita mau menjadi anak-anak Tuhan yang mau diatur.
2.Tuhan yang akan membuat perjalanan hidup kita menyenangkan, sebab Dia menyertai kita melalui Roh KudusNya.
3. Tuhan yang selalu siap, mengangkat kita kembali dari kejatuhan,  menegakkan dan berjalan kembali. Yang penting kita mau dan bersedia diangkat dan ditegakkan kembali.

A   M   I   N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar