( Mazmur 37 : 23 – 24 )
23.
The steps of a man are ordered from Jehovah and He will delight in his way. :
Tuhan membimbing orang di jalan yang harus ditempuhnya. Ia meneguhkan orang
yang hidupnya berkenan kepadaNya.
24.
Though he falls, he is not cast down for Jehovah upholds his hands. : Bila
jatuh, ia tak akan luka parah, sebab TUHAN memegang tangannya.
PENDAHULUAN
:
Alkitab
mengatakan bahwa hidup manusia diumpamakan sebagai suatu perjalanan yang harus ditempuh
atau dijalani. Siapapun – mau atau tidak
mau – harus masuk ke dalam perjalanan kehidupan
atau melangkah dalam perjalanan hidupnya atau lebih jelas lagi menjalani
kehidupannya. Itu berarti hidup harus dijalani (melangkah) dan menuju suatu
tempat tujuan yang pasti.
Hari
demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun kaki kita terus melangkah.
Tidak ada hidup tanpa melangkah, kecuali yang yang tidak mempunyai kaki karena
cacat. Kini, kita sudah melangkahkan
kaki kita di tahun 2012, tahun di mana
diisukan akan terjadi bencana alam yang akbar. Seseram apapun bencana yang
diramalkan akan terjadi, kaki kita terus
melangkah. Hidup terus harus kita jalani. Yang jadi pertanyaan adalah ke mana
kaki kita melangkah ? Tentunya setiap orang melangkahkan kakinya untuk pergi ke
tempat yang akan dituju. Apa yang menjadi tujuan kita menjalani hidup ini ?
Tentunya untuk mencapai tujuan hidup kita, bukan? Nah, pemahaman atau makna
tujuan hidup inilah yang mungkin ada perbedaan di antara kita satu sama lain. Kembali
muncul pertanyaan, “Bagaimana sikap kita dalam melangkah menyusuri kehidupan ini untuk sampai
ke tujuan ?” Bersemangat, biasa-biasa
saja, santai saja atau lesuh ? Tentunya jawaban yang benar adalah
“bersemangat”, sebab untuk mencapai
tujuan harus disertai dengan semangat. Pertanyaan yang terakhir,
“Bagaimanakah hasil perjalanan hidup kita ? Apakah kita dapat terus melangkah
di tahun 2012 ini, sehingga sampai ketujuan ? Atau bakal tersandung dan jatuh sehingga tidak sampai berhasil di th 2012 ini
? Semuanya masih misteri , seorangpun tidak ada yang tahu. Tapi
yang pasti seperti yang dikatakan Alkitab : Tuhan menetapkan/mengatur
langkah-langkah orang, kalau jatuh tidak sampai tergeletak karena tangan Tuhan
yang memegangnya. Marilah kita sama-sama merenungkan Firman Tuhan ini lebih
jauh.
POKOK
RENUNGAN :
I. TUHAN
YANG MENGATUR JALAN KEHIDUPAN KITA UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA.
Tuhan
menetapkan langkah-langkah orang.
The
steps of a man are ordered from (by) Jehovah.
Siapa
yang biasa mengatur langkah ? Komandan barisan. Mengatur dengan memberikan
aba-aba seruan. Pasukan akan jalan berbaris dengan teratur atas
komando/perintah dari komandan. Komandan yang menentukan berhenti,
beristirahat, belok kiri-kanan, maju depan dan sebagainya. Juga yang menentukan
kemana tujuan yang akan ditempuh. Komandan yang memerintahkan, tapi yang melangkah,
menggerakkan kaki, melakukan gerakkan kaki, adalah para prajurit sendiri. Gambaran tadi untuk menunjukkan bahwa Tuhanlah yang
memerintahkan kita bagaimana kita harus menjalani kehidupan kita. Jadi perintah
Tuhan, pengaturan Tuhan dalam hidup kita sangat penting. Bagaimana cara Tuhan
memberi aba-aba pada umatNya ? Melalui FirmanNya. Firman Tuhan yang mengatur
langkah kehidupan kita, yang menetapkan, mengarahkan langkah kita menuju tujuan yang Tuhan kehendaki. Apa jadinya apabila pasukan tidak mau
mendengar aba-aba dari komandan ? Apa jadinya apabila masing-masing
prajurit merasa dirinya pintar, lalu mengatur
gerakannya sendiri-sendiri ? Apa jadinya apabila para prajurit memprotes
aba-aba yang diberikan oleh komandannya ? Kekacauan yang akan terjadi dan para
prajurit tidak akan sampai ke tempat tujuan yang sudah ditetapkan sang
komandan. Begitulah apa yang akan
terjadi terhadap anak-anak Tuhan jika dalam hidupnya ia tidak mau mendengar dan membaca
Firman Tuhan dan mematuhinya, merasa diri pintar lalu mengkritik firman Tuhan
? Hidup dijalani dengan caranya sendiri,
tanpa melihat norma-norma agama, etika dan budaya yang ada di tengah-tengah
kehidupannya ? Pasti, hanya kekacauan hidup yang dialami bukan keberhasilan atau kesuksesan
hidup. Daud berkata : Aku
mau mendengarkan apa yang akan difirmankan Tuhan. Bukankah Tuhan hendak
berbicara tentang damai kepada umatNya dan pada orang-orang yang dikasihiNya supaya mereka
tidak kembali kepada kebodohan ? (Maz. 85:9)
Firman
Tuhan: Lihatlah aku memerhadapkan kepadamu hari ini berkat dan kutuk. Berkat apabila
kamu mendengarkan perintah Tuhan. Dan kutuk jika kamu tdk mendengarkan Firman
Tuhan. (Ul. 11 : 26 – 27) Ingat apa yang difirmankan Tuhan ini. Kekacauan hidup
atau kebahagiaan hidup kita sebagai orang beriman, ada hubungannya dengan sikap
kita terhadap Firman Tuhan.
Tuhan
yang menetapkan langkah, tapi ingat kita yang menggerakkan langkah. Tuhan yang
menetapkan jalan kehidupan kita tapi kemauan dan usaha dan tindakan harus kita
miliki. Tidak bisa kita Cuma berkata,”Saya belum bisa, saya belum memahami,
saya belum mampu, saya belum digerakkan Tuhan, dan sebagainya. Atau berkata,
“Saya masih banyak kelemahan, masih banyak masalah, masih banyak hutang dan
sebagainya.” Sampai kapan……? Sampai meninggal….. ? Jangan sampai kita
kehilangan kesempatan untuk berani melangkah, tetap melangkah dan tabah melangkah
untuk mengarah ketempat tujuan yang telah disiapkan Tuhan.
II. TUHAN
YANG AKAN MEMBUAT PERJALANAN HIDUP KITA
MENYENANGKAN.
Alkitab
Bahasa Indonesia ayat 23 b berbunyi, “Yang hidupnya berkenan padaNya. “ Kalimat
ini tidak tepat dengan kalimat aslinya. Dalam Alkitab bahasa Indonesia
sehari-hari, bagian b ini berbunyi ,”Ia meneguhkan orang yang hidupnya berkenan padaNya. Alkitab berbahasa Inggris
hasil terjemahan bahasa aslinya, Ibrani, berbunyai,” He (Jehovah) will delight
in his way.” Artinya : Dia (Tuhan ) akan menyenangkan hatinya dalam
perjalannannya.
Kita
pernah berpergian. Baik ke tempat yang dekat maupun yang jauh. Semua orang
ingin suasana perjalanannya menyenangkan. Perjalanan akan terasa lama dan
tersiksa apabila suasana perjalanan tidak menyenangkan. Sebaliknya kalau
suasana menyenangkan perjalan yang jauh terasa dekat, yang begitu lama terasa
sebentar. Contohnya : Apabila Sdr…X….berpergian dengan mengendarai kereta api. Lalu ia dapat tempat
duduk berdampingan dengan seorang gadis cantik. Perjalanan yang jauh terasa
dekat, yang lama terasa singkat. Karena Suasana menyenangkan. Tapi apabila dia
dapat tempat duduk berdampingan dengan nenek-nenek tua yang bawel tapi tuli,
maka perjalanan yang dekat terasa jauh, dan yang cepat terasa lama. Suasana
menyebalkan. Inilah sebagai contoh dalam perjalanan hidup manusia. Hidup itu
menjadi indah, tidak membosankan, tidak menjemuhkan apabila perjalanan hidup
kita menyenangkan.
Berapa
lama kita hidup di dunia ini ? Kita tidak tahu. Tapi menurut Alkitab, diatas 70
tahun. Mudah-mudahan Ilmu Pengetahuan maju pesat sehingga usia manusia bisa
lebih panjang lagi. Tap apa gunanya umur panjang, kalau menderita, susah,
membosankan, menjengkelkan, menyedihkan
seumur hidup. Semua orang ingin perjalanan hidupnya menyenangkan, bukan
? Nah Alkitab mengatakan,” Tuhan akan menyenangkan hati umatnya dalam perjalanan hidupnya.” “Johovah will
delight in his way”. Rasul menulis surat kepada Jemaat Filipi, Filipi 4 : 4 =
“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan bersukacitalah” Kitab
Filipi adalah kitab yang banyak terdapat kata, “sukacita”. Ada 9 kali rasul
paulus mengatakan sukacita kepada Jemaat Filipi.
Sedangkan Rasul paulus ketika menulis surat ini berada di Penjara kota
Filipi. Hidup yang membuat rasul Paulus, menyenangkan, membahagiakan,
membuatnya bersukacita, bukan tempat di mana dia berada, tetapi siapa yang
menyertainya. Dia mengimani Tuhan menyertai dia. “Aku tahu kepada siapa aku
percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang Dia percayakan
kepadaku sampai pada hari Tuhan.” ( II Tim 1 : 12 b ) Perjalanan hidup akan
menyenangkan kalau kita sungguh-sungguh tahu dan mengimani kepada siapa kita
percayakan hidup kita. Jika sungguh mengimani Yesus Tuhan yang menyertai kita
maka hidup terasa menyenangkan. Karena itulah kitab Injil Matius ditutup dengan
perkataan Tuhan Yesus,” Ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai pada
akhir zaman. (Mat. 28 : 20)
Kita
melangkah sendirian kesepian, kita berjalan berdampingan dengan orang lain
sering salah paham, berselisih dan menjengkelkan, jalan beramai-ramai, malah jadi ribet,
tapi mengimani berjalan bersama Tuhan Yesus sangat menyenangkan. Karena Yesus
sangat sempurna, kasihNya kudus, Dia mamaklumi keberadaan kita, Dia lebih banyak
mendengarkan kita dari pada berbicara pada kita.
III. TUHAN
YANG AKAN MENEGAKKAN KITA KEMBALI
Alkitab
Bahasa Indonesia tertulis, “Apabia ia jatuh tidak sampai tergeletak, sebab
Tuhan menopang tangannya.”
Alkitab
Bahasa Indonesia sehari-hari tertulis, “Bila jatuh ia tidak akan luka parah,
sebab Tuhan memegang tangannya.”
Alkitab
Bahasa Inggris tertulis, “Though he falls, he is not cast down for Jehovah
upholds his hands.”
Tertulis,
“Kalau jatuh”, bukan “Kalau menjatuhkan diri”. Kalimat, “kalau jatuh”,
menunjukkan ketidaksengajaan. Hal ini bisa saja terjadi pada setiap orang .
Tapi kalau menjatuhkan diri ini menunjukkan kesengajaan. Berarti orang itu MPO atau ORGIL. Dalam perjalanan hidup
kita, bisa saja kita jatuh karena kelemahan kita, tapi kita bersyukur,
bersyukur bukan karena bisa jatuh, tapi alkitab mengatakan bahwa Tuhan akan
menegakkan kita kembali. Tidak sampai tergeletak, terpelanting, luka parah dan binasa. Kalau Alkitab
memperlihatkan adanya kemungkinan kita bisa jatuh, itu berarti kita harus
berhati-hati dalam menempuh perjalanan hidup kita. Kalau dikatakan Tuhan akan
memegang, menopang itu berarti kita harus mau ditobang dan dipegang, terlebih
lagi mau ditegakkan kembali.
Kemauan
adalah hal yang penting dalam menjalani kehidupan ini. “Where there is a will,
where there is a way.” Kalau sudah tidak ada kemauan, maka hancurlah kehidupan
ini. Saya mau dong…….saya mau dong……… Ini yang sering kita dengar sehari-hari. Mau apa ?
Mau hadiah, mau potongan harga, mau yang gratisan. Sebatas inilah yang
dikehendaki atau dimaui oleh banyak orang. Seharusnya, kita mau …..mencapai
tujuan hidup kita sebagai umat Tuhan, dengan berani melangkah, tabah melangkah
dan tekun melangkah. Melangkah dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan tidak membiarkan
kita jatuh tergeletak atau gagal ditengah jalan.
PENUTUP
:
Firman
Tuhan berpesan pada kita :
Agar
perjalanan hidup mencapai sasaran, kita harus mengimani :
1.Tuhan
yang mengatur jalan kehidupan kita melalui kebenaran FirmanNya. Marilah kita
mau menjadi anak-anak Tuhan yang mau diatur.
2.Tuhan
yang akan membuat perjalanan hidup kita menyenangkan, sebab Dia menyertai kita
melalui Roh KudusNya.
3. Tuhan
yang selalu siap, mengangkat kita kembali dari kejatuhan, menegakkan dan berjalan kembali. Yang penting
kita mau dan bersedia diangkat dan ditegakkan kembali.
A M
I N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar